Kepala Bidang Promosi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Eden Klakik mengatakan, hingga saat ini jumlah peserta lomba tangkap buaya di Kota Kupang, NTT terus bertambah.
Menurut Eden, dengan penambahan jumlah peserta itu membuktikan bahwa warga di NTT begitu peduli dengan pariwisata yang memang menjadi andalan di wilayah itu.
Pariwisata di NTT, khususnya di wilayah pantai Kota Kupang, memang akhir-akhir ini terganggu dengan keberadaan buaya yang berkeliaran dan mengganggu para wisatawan.
“Awalnya hanya dua tim yang sudah mendaftar, namun kemarin Jumat (16/9/2016) sudah ada lagi dua tim yang mendaftar sehingga sampai sekarang ini empat tim sudah tercatat nama mereka di panitia perlombaan,” kata Eden, Sabtu (17/9/2016).
Empat tim tersebut, lanjut Eden, yakni dua tim berasal dari Resimen Mahasiswa Universitas Cendana (Undana) Kupang, sedangkan dua tim lainnya adalah dari warga Kota Kupang. Eden menjelaskan, dua tim yang mendaftar sebelumnya sudah melakukan pantauan di sejumlah titik di Pantai Lasiana dan Teluk Kupang yang merupakan lokasi sering keluarnya buaya muara berukuran besar itu.
“Buaya yang boleh ditangkap itu yakni yang berkeliaran di pantai dan ditangkap harus dalam keadaan hidup. Tidak diperbolehkan menangkap buaya sampai ke sarang karena itu sangat berbahaya,” ucapnya.
Lomba ini digelar karena banyak buaya berkeliaran di sekitar lokasi obyek wisata pantai di Kota Kupang. Keberadaan satwa buas tersebut membuat resah wisatawan maupun nelayan setempat.
Menurut dia, reptil itu telah mengganggu anak-anak untuk mandi. Wisatawan pantai juga waswas dan hati-hati karena pantai tidak aman.
Setiap orang diperkenankan menangkap buaya dengan catatan tidak menangkap di sarangnya, tetapi yang berkeliaran di pantai. Buaya yang ditangkap harus dalam keadaan hidup.
Hadiah Rp 5 juta menanti para penangkap buaya. Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif NTT juga mengatur soal asuransi bagi para penangkap buaya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Write komentar