REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara
mengatakan, tindakan Google menghapus peta Palestina di Google Maps dan
memasukan wilayah tersebut ke Israel, karena mengacu kepada PBB tentang
status Palestina.
Namun, untuk menentukan sikap pemerintah Indonesia seperti apa,
Rudiantara menyatakan akan berkonsultasi dengan menteri luar negeri
karena berkaitan dengan politik internasional.
''Google itu mengacu kepada PBB, Palestina itu adalah statusnya
adalah observer, belum menjadi anggota penuh,'' kata Rudiantara, kepada
wartawan, di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (10/8).
Dia pun menjelaskan, pemerintah Indonesia mendukung agar dunia mengakui
eksistensi Palestina. Rudiantara menegaskan, posisi Indonesia terharap
Palestina jelas, yaitu mendukung kemerdekaan Palestina.
''Jadi, politik luar negeri terhadap Palestina itu sudah sangat jelas
mendukung. Tetapi saya cek kepada teman-teman, mereka mengacunya kepada
yang lebih tinggi yaitu di PBB. Setahu saya Palestina itu statusnya itu
belum menjadi anggota penuh PBB mungkin itu,'' urai Rudiantara.
Kebijakan kontroversial Google yang menghapus peta Palestina dilakukan
pada 25 Juli lalu. Sikap itu mengundang protes. Forum Jurnalis Palestina
mengecam Google yang menghapus Palestina dari petanya. Wilayah
Palestina di Google Maps diganti dengan nama Israel. (Baca: Google Tahu
Segalanya Kecuali Palestina).
Dalam pernyataan yang dirilis kemarin, Rabu (3/8), forum mengatakan
keputusan Google itu adalah bagian dari skema Israel. "Keputusan Google
menghapus Palestina dari peta adalah bagian dari skema Israel untuk
menjadi negara terlegitimasi bagi generasi masa depannya dan menghapus
Palestina," katanya, dikutip Middle East Monitor
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Write komentar