Nah, kini sebuah penelitian terbaru yang diterbitkan dalam jurnal Personal Relationship membuktikan bahwa perempuan ternyata menyukai lelaki yang pintar memainkan kata-kata.
John Donahue dan Melanie Green yang melakukan studi itu telah meringkas penelitian itu dan menerbitkannya di situs The Conversation.
Penelitian dilakukan dengan menghimpun jawaban dari 388 mahasiswa di Amerika Serikat untuk berbagai pertanyaan seputar calon pasangan hidup.
Dua orang peneliti itu melakukan percobaan (berkas PDF) untuk mengetahui bagaimana dampak kemampuan bercerita terhadap persepsi seseorang yang akan memilihnya sebagai pasangan romantis.
Dalam percobaan pertama, sebanyak 71 mahasiswa dan 84 mahasiswi disodori foto mahasiswa lawan jenis. Mereka kemudian membaca satu dari empat biografi yang sudah disediakan oleh para peneliti.
Tergantung pada versi biografi mana yang mereka baca, para mahasisa itu ternyata menganggap bahwa orang yang pintar bercerita adalah mahasiswa yang "OK". Sementara itu orang yang tidak pintar bercerita adalah mahasiswa yang "tidak OK".
Setelah membaca biografi masing-masing orang, kemudian para peserta penelitian diminta memeringkat daya tarik orang yang dilihat fotonya itu sebagai pasangan hidup jangka panjang, teman kencan, atau sekadar teman.
Hasilnya, perempuan menganggap lelaki yang pintar bercerita lebih menarik sebagai pasangan hidup jangka panjang. Sementara itu, bagi lelaki yang memeringkat perempuan, ternyata kemampuan bercerita tidak memengaruhi daya tarik.
Pada percobaan kedua, sebanyak 92 mahasiswa mengikuti percobaan yang mirip dengan percobaan pertama. Namun, mereka tidak diberi tahu bahwa seseorang itu pintar bercerita atau tidak. Para peserta diminta membaca cerita yang disampaikan dengan baik atau buruk. Hasilnya sama saja: kemampuan bercerita menaikkan daya tarik lelaki bagi perempuan yang mencari pasangan hidup.
Dalam percobaan terakhir, sebanyak 141 mahasiswa sekali lagi melihat mahasiswa lain yang mempunyai kemampuan bercerita yang berbeda-beda. Mereka tidak diminta untuk memeringkat daya tarik, tapi diminta untuk menilai apakah orang ini akan "populer, disanung, atau pemimpin yang baik."
Setelah menjumlah skor yang didapatkan, para peneliti menyimpulkan bahwa "kemampuan bercerita yang lebih lihai akan menghasilkan persepsi status yang lebih tinggi".
Green dan Donahue mengungkapkan bahwa semua peserta penelitian menganggap tukang cerita (storyteller) mempunyai status yang lebih tinggi daripada orang yang tidak mempunyai kemampuan bercerita.
Sayangnya, berdasarkan penelitian itu, perempuan yang tahu bagaimana bercerita dengan baik ternyata tidak membuat mereka menjadi lebih diinginkan oleh lelaki.
"Hasil penelitian membuktikan bahwa kemampuan lelaki bercerita akan menaikkan daya tarik bagi perempuan untuk dijadikan pasangan," simpul Melanie Green dari University of Buffalo dan John Donahue dari University of North Carolina, kepada Daily Mail.
"Cerita itu tidak semata-mata percakapan," ujar para peneliti.
Kemampuan bercerita, kata peneliti, ternyata menaikkan status seorang lelaki dan kemampuan itu bisa membantunya menarik calon pasangan hidup.
Menurut Donahue dan Green, dari perspektif evolusioner, perempuan menginginkan lelaki yang bisa bercerita karena kemampuan itu mencerminkan kemampuan lelaki untuk mengumpulkan bahan makanan. Pencerita yang baik kemungkinan bisa memengaruhi orang lain, atau bisa mendapatkan posisi dalam masyarakat.
Pencerita yang baik ternyata dianggap lebih populer, lebih disanjung dan bisa memimpin. Selain itu pencerita yang baik juga bisa menjadi inspirasi orang lain untuk bekerja lebih keras.
Tidak ada komentar:
Write komentar