Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mengkonfirmasi pernyataan Presiden Joko Widodo bahwa BlackBerry Messenger (BBM) sudah jadi milik perusahaan Indonesia.
"Ada perjanjian antara perusahaan Indonesia dengan BBM dimana kalau kita bicara de facto di lapangan, semua sudah dikontrol oleh perusahaan dari Indonesia," ujarnya saat ditemui usai rapat di Komisi I DPR RI, Jakarta, Rabu (28/9/2016).
Saat dikonfirmasi ulang, menteri yang akrab disapa Chief RA itu kembali menegaskan bahwa BBM sudah sejak dua bulan yang lalu, atau sekitar pertengahan 2016 ini jadi milik perusahaan Indonesia.
"Artinya, secara fakta bagi masyarakat BBM sudah menjadi milik Indonesia. Saya dua bulan lalu sudah bicara dengan mereka. Strukturnya bagaimana, itu masalah bisnis. Mungkin mereka belum mau ekspos kali," lanjut menteri.
Jika ditilik ke belakang, dalam rilis resmi yang dikeluarkan BlackBerry pada Juni 2016 lalu, dinyatakan bahwa mereka hanya melakukan aliansi strategis dengan salah satu perusahaan asal Indonesia, yakni PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTEK).
Mengutip dari pernyataan resmi dari BlackBerry di situsnya, memang dinyatakan anak usaha EMTEK, KMK Online akan mendirikan kantor di Toronto, markas pusat BlackBerry.
KMK Online yang memiliki banyak platform media diyakini akan memberikan nilai tambah bagi BlackBerry khususnya dalam menggarap pasar Indonesia. BBM sendiri per Juni memiliki sekitar 60 juta pengguna aktif di Indonesia.
Sementara dalam keterangan pers yang disampaikan Presiden Joko Widodo, layanan messaging dari BlackBerry ini bisa dimanfaatkan untuk mendorong transaksi e-commerce.
"Saat ini layanan pesan instan dari Blackberry sudah dimiliki 100% oleh Indonesia sehingga bisa dijadikan platform asli Indonesia," kata Jokowi melalui rilis dari Biro Pers, Media dan Informasi Sekretariat Presiden.
"Kita harapkan nanti seluruh hal yang berkaitan dengan e-commerce, baik retail platform-nya, baik logistik platform-nya bisa nempel ke Blackberry Messenger khususnya yang nanti betul-betul kita siapkan menjadi platform asli Indonesia," lanjut presiden .
detik.com
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Write komentar